TRANSISTOR
Transistor merupakan peralatan yang mempunyai 3 lapis N-P-N
atau P-N-P. Dalam rentang operasi, arus kolektor IC merupakan
fungsi dari arus basis IB. Perubahan pada arus basis IB
memberikan perubahan yang diperkuat pada arus kolektor
untuk tegangan emitor-kolektor VCE yang diberikan.
Perbandingan kedua arus ini dalam orde 15 sampai 100.
kT
VT = ¾¾
q
51
Simbol untuk transistor dapat dilihat pada Gambar 21a dan
Gambar 21b. berikut ini. Sedangkan karakteristik transistor
dapat digambarkan seperti 22.
Salah satu cara pemberian tegangan kerja dari transistor dapat
dilakukan seperti pada Gambar 23. Jika digunakan untuk jenis
NPN, maka tegangan Vcc-nya positif, sedangkan untuk jenis
PNP tegangannya negatif.
Gambar 23. Rangkaian Transistor
Arus Ib (misalnya Ib1) yang diberikan dengan mengatur Vb akan
memberikan titik kerja pada transistor. Pada saat itu transistor
akan menghasilkan arus collector (Ic) sebesar Ic dan tegangan
Vce sebesar Vce1. Titik Q (titik kerja transistor) dapat diperoleh
dari persamaan sebagai berikut :
Persamaan garis beban = Y = Vce = Vcc – Ic x RL
Jadi untuk Ic = 0, maka Vce = Vcc dan
untuk Vce = 0, maka diperoleh Ic = Vcc/RL
Apabila harga-harga untuk Ic dan Ice sudah diperoleh,
maka dengan menggunakan karakteristik transistor yang
bersangkutan, akan diperoleh titik kerja transistor atau titik
Q.
Pada umumnya transistor berfungsi sebagai suatu switching
(kontak on-off). Adapun kerja transistor yang berfungsi sebagai
switching ini, selalu berada pada daerah jenuh (saturasi) dan
daerah cut off (bagian yang diarsir pada Gambar 21). Transistor
dapat bekerja pada daerah jenuh dan daerah cut off-nya,
dengan cara melakukan pengaturan tegangan Vb dan rangkaian
pada basisnya (tahanan Rb) dan juga tahanan bebannya (RL).
Untuk mendapatkan on-off yang bergantian dengan periode
tertentu, dapat dilakukan dengan memberikan tegangan Vb yang
berupa pulsa, seperti pada Gambar 24.
Gambar 24. Pulsa Trigger dan Tegangan Output Vce
Apabila Vb = 0, maka transistor off (cut off), sedangkan
apabila Vb=V1 dan dengan mengatur Rb dan R1 sedemikian
rupa, sehingga menghasilkan arus Ib yang akan menyebabkan
transistor dalam keadaan jenuh. Pada keadaan ini Vce adalah
kira-kira sama dengan nol (Vsat = 0.2 volt). Bentuk output Vce
yang terjadi pada Gambar 23. Apabila dijelaskan adalah sebagai
berikut (lihat Gambar 22 dan Gambar 23) :
Pada kondisi Vb = 0, harga Ic = 0, dan berdasarkan persamaan
loop :
Vcc+ IcR1 + Vce= 0, dihasilkan Vce= +Vcc
Pada kondisi Vb = V1, harga Vce= 0 dan Iv = I saturasi
Untuk mendapatkan arus Ic, (I saturasi) yang cukup besar pada
rangkaian switching ini, umumnya RL didisain sedemikian rupa
sehingga RL mempunyai tahanan yang kecil.
Jumat, 26 Maret 2010
TRNSISTOR
Diposting oleh kuat wibowo di 20.54
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar